Sabtu, 01 September 2018

Lelaki yang Sangat Hati-hati


Adik-adik, mulai saat ini insya Allah kalian akan dapat membaca seri 10 Sahabat yang Dijamin Masuk Surga di blog ini. Kalian akan menemukan kisah orang –orang yang sangat istimewa. Alangkah baiknya jika kita dapat meneladani mereka.
Kita mulai dengan sahabat Abu Bakar Shiddiq.
Beliau merupakan sahabat Nabi Muhammad Saw. sejak belia. Mendapat gelar Shiddiq karena beliau yang bertama membenarkan atau beriman kepada Nabi Muhammad.

Lelaki yang Sangat Hati-hati
sumber gambar: fixabay.com


"Makanan haram yang masuk ke dalam perut, maka neraka lebih berhak baginya." Suara lantang dan berwibawa Nabi terus terngiang di kepala Abu Bakar. Lelaki bergelar As Siddiq (benar) itu tak pernah meragukan kebenaran ucapan sahabat tersebut. Mereka sudah bersahabat dari kecil, bahkan dari sebelum lelaki mulia itu mendapat gelar Al Amin (terpercaya).

Kini Abu Bakar memiliki kebiasaan baru. Ia tak akan menyentuh makanan yang dihidangkan pelayannya sebelum bertanya. "Dari mana asal makanan ini? Dari mana asal minuman ini? Apakah makanan ini halal? Apakah minuman ini halal?"

Pelayannya selalu menjawab dengan jujur. Mereka mentaati tuannya bukan karena takut tetapi karena hormat. Abu Bakar memang lelaki yang lembut dan penyayang.

"Makanan ini halal dan berasal dari harta yang halal dan minuman ini halal dan berasal dari harta yang halal, Tuan."

Abu Bakar baru merasa lega dan mau menyantap makanannya setelah mendapat jawaban memuaskan itu.

Abu Bakar merupakan seorang saudagar yang kaya raya. Beliau menjalankan usahanya dengan jujur tanpa kecurangan sedikit pun. Sehingga, semua uang yang beliau belanjakan yakin halal. Dan makanan beliau pun terjamin kehalalannya.

Meski demikian, lelaki berhati lembut itu selalu merasa takut jika darahnya tercemar makanan haram meski sedikit. Dan bertanya status kehalalan makanan yang akan disantap, adalah ikhtiar beliau.

Demikianlah dialog itu diulang setiap kali waktu makan. Hingga suatu hari Abu Bakar melewatkan kebiasaan baiknya tersebut.

Suatu lelaki murah senyum tersebut merasa mulai lapar. Dilihatnya makanan sudah dihidangkan oleh pelayan. Abu Bakar mengambilnya dan mulai menyuapkan ke mulutnya. Satu suapan telah melalui kerongkongannya saat pelayannya terkejut dan bertanya.

"Maaf Tuan, mengapa Tuan tidak bertanya asal makanan itu seperti biasa?"

Abu Bakar menghentikan suapannya dan menangkap ada yang tidak beres.

"Memangnya makanan ini dari mana asalnya?"

Ketakutan tergambar di wajah pelayan tersebut. "Dulu aku pernah membantu seorang tukang jampi. Saat itu saya belum mendapatkan imbalan. Tadi orang itu datang dan memberikan makanan tersebut sebagai upahku."

Wajah lelaki saleh itu langsung pucat. Tanpa pikir panjang beliau memasukkan tangan ke dalam mulutnya. Berusaha untuk mengeluarkan makanan yang telah terlanjur masuk ke dalam perutnya.

Beberapa menit berlalu, beliau sudah memuntahkan makanan. Pelayannya berdiri dengan gugup dan penuh rasa bersalah. Ia telah siap menerima hukuman apa pun atas keteledorannya.

"Lain kali jangan ulangi lagi memberikan makanan yang tidak halal bagiku. Nabi telah bersabda, 'Makanan yang masuk ke dalam perut makan api neraka lebih berhak untuknya.'"

Pelayan itu mengangguk patuh. Dicatatnya baik-baik petuah tuannya dalam ingatan. Tuannya yang baik hati itu memaafkan kelalaiannya dengan mudah.

Kini beliau menangis memohon ampunan Allah atas keteledorannya. Beliau sangat mengkhawatirkan makanan haram yang sempat masuk ke perutnya. Meski beliau tidak sengaja melakukannya.

Kehati-hatian Abu Bakar mengenai status halal makanannya, telah menjadi teladan bagi pelayan serta bagi kita semua.



Tag: sahabat Nabi, sahabat dijamin surga, Abu Bakar, hati-hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Saya

Assalamualaikum Bunda semuanya .... Perkenalkan, saya Dedeh Sri Ulfah. Ibu dari dua orang putra dan dua orang putri. Serta istri dari seora...